Risma Rizkia Nurdianti,

Nama saya Risma Rizkia Nurdianti, Kandidat Doktor penerima Beasiswa Lanjutan (BL) LPDP di University of Hohenheim (UHOH). Dari pengalaman saya, memperoleh BL LPDP merupakan suatu tantangan yang mengharuskan kematangan dalam menyusun Proposal Disertasi yang menjadi salah satu fokus utama, selain memenuhi berbagai dokumen berikut:

  1. Formulir pendaftaran dan surat pernyataan;
  2. Ijazah dan transkrip nilai;
  3. Letter of Acceptance (LoA);
  4. Laporan kelulusan LPDP;
  5. Rekomendasi Atdikbud Jerman;
  6. Rekomendasi Profesor;
  7. Rekomendasi organisasi profesi;
  8. Rekomendasi alumni universitas tujuan;
  9. Keterangan bekerja;
  10. Esai “Manfaat Program Doktoral bagi Ilmu Pengetahuan dan Indonesia”;
  11. Esai “Rencana Kontribusi Pasca Studi Doktoral”; dan
  12. Berkas penunjang seperti publikasi, konferensi internasional, penghargaan, keanggotaan dalam organisasi, dan lain-lain.

Perjalanan Doktoral saya dimulai setelah berhasil menyelesaikan program Master di University Bonn. Ketertarikan saya terhadap sistem pendidikan dan kualitas riset Jerman mendorong saya untuk melanjutkan studi Doktoral di Jerman. UHOH memiliki peringkat dan reputasi terbaik se-Jerman dan masuk dalam 10 besar dunia di bidang pertanian, memberikan tantangan akademik yang berat. Contohnya, di institut saya, peserta Doktoral diharuskan untuk menyelesaikan tiga proyek besar selama program studi.

Adapun tantangan yang saya alami saat memulai studi Doktoral ketika memutuskan membawa keluarga ke Jerman: suami dan satu anak. Di tengah jadwal riset yang padat, saya menghadapi masalah keimigrasian karena beberapa dokumen belum ditandatangani oleh Profesor yang sangat sibuk. Ditambah lagi, saya ditakdirkan untuk hamil anak kedua. Tantangan semakin kompleks karena saya harus tetap menjalankan riset di laboratorium dan membimbing mahasiswa Master meski saat hamil besar. Seminggu setelah melahirkan, saya harus menyiapkan poster untuk presentasi di konferensi internasional, serta mempresentasikannya tujuh minggu setelah kelahiran dengan membawa seluruh keluarga.

Pandemi 2020 menghambat proyek riset ketiga saya dengan pihak IPB dan UNPAD. Setelah tertunda selama satu tahun, akhirnya riset tersebut terpaksa dibatalkan. Meskipun demikian, kami sepakat untuk tetap berkolaborasi menulis jurnal ilmiah. Hingga saat ini, ada tiga jurnal ilmiah (satu terpublikasi dan dua dalam proses submission).

Tantangan lain adalah mengetahui bahwa kedua pembimbing saya mengalami konflik internal, menyebabkan pembimbing kedua saya mengundurkan diri. Tiga bulan kemudian, Profesor pun pindah kampus, namun saya tetap melanjutkan studi di UHOH tanpa dibimbing oleh Profesor lain. Situasi ini berdampak bagi saya, terutama dalam proses bimbingan yang menjadi semakin rumit. Meski begitu, proses ini tetap saya jalani dan nikmati karena memberikan pelajaran berharga. Saat ini, saya sedang menyelesaikan Disertasi dan menyiapkan beberapa jurnal untuk publikasi.

Meskipun perjalanan studi Doktoral dan keluarga telah banyak menyita waktu, saya tetap mengaktualisasikan diri dalam beberapa kegiatan akademik, seperti menjadi Research Fellow di IPB dan UNPAD, Project Manager di Humboldt Reloaded – UHOH, serta Diaspora Expert di GIZ. Di luar kegiatan akademik, saya juga terlibat dalam organisasi Formal Jerman, PPI Jerman, serta aktif dalam kesenian Gamelan. Saat menunggu feedback dari Profesor yang memakan waktu 3-6 bulan, saya memutuskan untuk turut aktif dalam kegiatan di luar kampus seperti FAO, Young Entrepreneur in Science, dan Wikifarmer.

Ada beberapa modal awal yang saya sarankan untuk mengatasi berbagai tantangan di Jerman: Ketangguhan, kreativitas, berpikiran terbuka, dan memiliki dukungan positif. Jika saya bisa, saya yakin kalian juga pasti bisa!