CEO Deutche Messe AG Tegaskan Pentingnya Indonesia Sebagai Mitra Strategis Hannover Messe 2020

March 4, 2020

Jelang dua bulan penyelenggaraan Hannover Messe 2020, CEO Deutche Messe AG (DMAG), Dr. Jochen Koeckler, menegaskan keyakinannya akan peran penting Indonesia sebagai negara mitra Hannover Messe 2020.

Ia sangat gembira akan keberadaan Indonesia sebagai negara mitra Hannover Messe 2020. Menurutnya perkembangan industri dan inovasi Indonesia dalam dekade terakhir ini sangat pesat dan impresif. Indonesia juga memiliki populasi terbesar keempat di dunia, anggota G-20, ekonomi terbesar di ASEAN, dan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.

Hal tersebut disampaikan Dr. Koeckler di hadapan sekitar 180 media Jerman, Eropa, Indonesia dan internasional pada acara Press Preview Hannover Messe 2020, Rabu, 12 Februari 2020. Bertempat di New York Room, Hall 19, Hannover Fair Ground, Press Preview merupakan forum publikasi bagi media tentang tema besar serta inovasi-inovasi baru yang akan ditampilkan 20-24 April mendatang.

“We are indeed so motivated to have Indonesia as our partner country, because you really can expect a fantastic Indonesia here in Hannover Messe, jelas Koeckler.

Dr. Koekler juga mengapresiasi langkah konkrit Pemerintah Indonesia dalam transformasi menuju Industri 4,0.

Melanjutkan sambutan CEO DMAG, Dubes RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno memberikan elaborasi tentang Indonesia secara komprehensif, mulai dari aspek geopolitik, kompleksitas dan keberagaman yang dimiliki, dan perkembangan ekonomi dan politik terakhir di Indonesia. Dubes Oegroseno juga menjelaskan mengenai perkembangan digital ekonomi Indonesia yang tidak banyak diketahui di Eropa. Selain itu, ia juga menyampaikan apa yang diharapkan Indonesia selaku negara mitra Hannover Messe 2020 serta makna tagline ”Making Indonesia 4.0: connect to accelerate” pada Hannover Messe.

“Saat ini, Indonesia sudah mendominasi kekuatan digital ekonomi di Asia Tenggara. Nilai digital ekonomi kita akan berkembang menjadi USD 300 milyar dari USD 100 milyar dollar”, jelas Dubes Oegroseno.

Dominasi ekonomi digital oleh Indonesia di Asia Tenggara merupakan manifestasi dari kekuatan talenta anak bangsa, besarnya pasar Indonesia, tingginya penggunaan internet serta konektivitas yang makin baik. Indonesia mendominasi e-commerce, ride hailing, media online dan travel online di kawasan Asia Tenggara.

Kekuatan ini menunjukkan bahwa Indonesia menguasai salah satu aspek industri 4.0 yaitu internet of things. Hal ini sangat strategis dalam perkembangan digitalisasi industri.

Dubes Oegroseno juga menyebutkan bahwa menuju 100 tahun Indonesia pada 2045, Indonesia memiliki dua skenario untuk pertumbuhan ekonominya, yaitu baseline dan high scenario. Dengan baseline (standar) scenario, Indonesia akan menempati posisi ke-8 GDP terbesar di dunia, yaitu sebesar USD 19.794 GDP per kapita. Sementara dengan skenario tinggi, Indonesia akan menempati ranking ke-7 GDP terbesar di dunia, dengan nilai GDP per kapita sebesar USD 23.199.

Pada kedua skenario tersebut, setidaknya terdapat tiga pemicu yang akan menjadi fokus Indonesia, yaitu industrialisasi, digital ekonomi dan produk bernilai tinggi. Ketiga pemicu tersebut dirancang secara ketat memperhatikan aspek kesinambungan dan ramah lingkungan.

“Kita juga sudah memulai pembahasan kerja sama dengan pihak Jerman terkait green infrastructure investment, yang akan mendorong industrialisasi di Indonesia disertai dengan komitmen yang tinggi terkait aspek kesinambungan dan lingkungan”, jelasnya.

Industri 4,0 merupakan instrumen penting bagi Indonesia dalam proses industrialisasi. Peta jalan menuju teknologi 4,0 sudah disahkan oleh Pemerintah Indonesia. Indonesia saat ini menjadi satu-satunya negara di ASEAN yang memiliki lighthouse site dengan penerapan teknologi 4,0.

Partisipasi Indonesia di perhelatan pameran industry terbesar nanti akan berada pada tingkat yang tinggi. Tidak kurang dari Presiden RI sendiri akan hadir dan membuka Hannover Messe 2020 bersama Kanselir Jerman, Angela Merkel.

Terkait target yang ingin diraih Indonesia sebagai negara mitra Hannover Messe 2020, Dubes Oegroseno menyebutkan lima hal, yaitu: pemahaman dunia tentang capaian Indonesia di bidang industri 4,0 yang ada saat ini; mengajak kemitraan berbasis teknologi, investasi dan peningkatan kapasitas; memperkenalkan ekosistem start-up Indonesia yang akan mendorong industri 4.0,; perluasan pasar Indonesia di Jerman dan Uni Eropa; dan meyakinkan bahwa Indonesia IS OPEN FOR BUSINESS.

Direncanakan sekitar 150 peserta pameran dari Indonesia akan ikut berpartisipasi pada Hannover Messe 2020. Disamping itu juga akan hadir sekitar 23 start up dari Indonesia. Indonesia juga akan mempresentasikan mengenai kebijakan dan road map dan bagaimana industri global dapat bekerja sama dengan Indonesia untuk memperkuat dan mempercepat pencapaian target ekonomi Indonesia.

(Sumber : KBRI Berlin)