Dalam Satu Bulan 1477 ABK Indonesia Berhasil Dipulangkan Dari Jerman
Sejak pertengahan Maret lalu, seluruh kapal pesiar Jerman terpaksa menghentikan operasi pelayarannya akibat pandemi COVID-19. Keputusan ini berdampak pada penghentian sebagian besar kru, terutama mereka yang memang sudah atau akan habis masa kontrak kerjanya.
Dampak ini sejak awal sudah diantisipasi oleh Perwakilan RI di Jerman. Untuk itu koordinasi dengan Pemerintah Federal Jerman, Pemerintah Negara Bagian dan Perusahaan Kapal Pesiar
dilakukan intensif. Walhasil sudah 1477 WNI kru kapal pesiar Jerman yang dipulangkan ke Indonesia selama sebulan terakhir.
Dalam dua hari ini saja, 10 dan 11 Mei 2020, sebanyak 1062 WNI kru kapal pesiar Jerman diterbangkan ke tanah air.
Tiga pesawat dicarter oleh TUI Cruises untuk 821 kru kapal Mein Schiff 3 (MS-3) dan terbagi dalam tiga penerbangan. Penerbangan pesawat carter pertama, Air Eropa AEA722 untuk 295 kru berangkat pada hari Minggu 10 Mei 2020 pukul 20.00dari Hamburg dan tiba di Jakarta hari Senin, 11 Mei 2020 pukul 15.35. Pesawat carter kedua, TUI Fly TB 8331 mengangkut sebanyak 242 kru pada hari Senin 11 Mei 2020 dari Hamburg ke Denpasar dan direncanakan tiba Selasa 12 Mei 2020 pukul 10.50 WITA. Pada hari yang sama, pesawat carter ketiga, TUI Fly TB 8451 membawa 284 kru dari Hamburg dijadwalkan tiba hari Selasa, 12 Mei 2020 pukul 10.00 WIB di Jakarta.
Sementara pihak AIDA Cruises menyewa satu pesawat Condor, nomor penerbangan DE8536 untuk mengangkut 241 kru kapal AIDAmar dan AIDAblu. Pesawat ini berangkat dari Bandara Frankfurt hari Senin, 11 Mei 2020 pukul 16.20 dan direncanakan tiba di Jakarta pukul 12.50.
Dubes RI Berlin, Arif Havas Oegroseno menegaskan bahwa dengan pemulangan melalui empat pesawat carter ini, tercatat 1477 WNI kru kapal pesiar Jerman yang sudah dipulangkan ke Indonesia dalam satu bulan terakhir. Seluruh kru dinyatakan bebas COVID-19 karena telah melakukan tes sebanyak dua kali. Kru kapal MS-3 jumlahnya paling banyak karena merupakan gabungan dari 3 kapal, yaitu Mein Schiff 1, Mein Schiff 2, Mein Schiff 3 dan Mein Schiff Herz.
Sama dengan pemulangan-pemulangan sebelumnya, terdapat persyaratan dan biaya yang harus dipenuhi perusahaan sebelum keberangakatan. Perusahaan diharuskan melakukan test COVID-19 terhadap seluruh kru. Untuk pengaturan teknis, perusahaan juga harus mengajukan flight clearance untuk pesawat carter dan mempersiapkan kendaraan kru dari bandara di Indonesia ke daerah masing-masing.
Pihak Perwakilan RI di Jerman, yakni KBRI Berlin, KJRI Frankfurt, dan KJRI Hamburg bersinergi dalam memfasiltasi pemulangan ini. Selain fungsi Protokol dan Konsuler di masing-masing Perwakilan, unsur Atase Imigrasi, Atase Polisi, Atase Pertahanan, dan Atase BIN di KBRI Berlin juga berkoordinasi untuk memastikan kelancaran penanganan setelah para kru tiba di Indonesia.
WNI kru kapal pesiar Jerman menyambut baik keputusan perusahaan untuk memulangkan stafnya. Menurut mereka hal tersebut lebih baik dari pada tetap tinggal di tengah laut tanpa kegiatan karena tidak adanya tamu kapal. Mereka yakin setelah kondisi kembali normal akan bisa kembali bekerja di perusahaan tersebut.
Mereka juga menyebutkan bahwa sebelum dipulangkan telah menjalani pemeriksaaan swab sebanyak dua kali. Mereka yang sudah dites swab pertama diisolasi khusus dan dipisahkan dari kru yang belum menjalani tes. Kemudian sebelum pulang kita kembali dites, dan Alhamdulillah semua negatif COVID-19. Hal itu diungkap dari salah satu kru asal Jakarta, Mega Tri Wahyu.
“Kita boleh makan di restoran yang memang khusus diperuntukkan untuk mereka yang sudah dites swab dan dinyatakan negatif. Kita tidak diperbolehkan berbaur dan bergabung dengan kru yang belum dites”, terang Mega.
Hal serupa juga disebutkan Heriyanto Nahidin asal Bangkalan Madura. Dua bulan berada di tengah laut, pihak perusahaan rutin memantau kondisi kru yang di kapal. Heriyanto juga menyampaikan kegembiraannya dan apresiasi kepada semua pihak yang sudah membantu kepulangannya ke Indonesia.
“Terima kasih untuk semua Perwakilan RI yang ada di Jerman. Juga buat pihak TUI Cruises dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Yah, begitu. Saya bahagia sekali. Sebentar lagi saya akan bertemu istri, anak, orang tua dan keluarga lainnya. Saya akan langsung melakukan isolasi mandiri setelah sampai di rumah. Meski saya tahu saya negatif, saya pasti itu harus saya lakukan”, pungkas Heriyanto.