“DREAM NOW, TRAVEL LATER”: KAMPANYE AGRESIF PARIWISATA INDONESIA DI JERMAN DI 2020

December 9, 2020

Covid-19 telah memaksa negara-negara untuk memberlakukan kebijakan pembatasan perjalanan internasional yang non-esensial bagi warganya, termasuk perjalanan liburan. Dampak kebijakan ini sangat terasa di industri pariwisata seluruh dunia. Ribuan hotel terpaksa bangkrut dan perampingan diikuti dengan PHK pekerja sektor pariwisata terjadi di berbagai belahan dunia.

Data BPS menunjukkan bahwa pada 2019 terdapat 277.653 turis Jerman berlibur ke Indonesia, sedangkan di periode Januari-Oktober 2020 hanya tercatat sekitar 42.000 turis sebagai imbas dari kebijakan pembatasan perjalanan ini.

Situasi sulit ini tidak menjadikan KBRI Berlin menghentikan kegiatan promosi pariwisata RI di Jerman. KBRI Berlin terus melakukan serangkaian kegiatan kampanye promosi pariwisata, dan tidak hanya di Jerman namun juga menjangkau negara-negara tetangga yang berbahasa Jerman seperti Austria dan Swiss.

“Kita harus kreatif mencari format promosi pariwisata dengan konten yang relevan dengan situasi pandemi”, ujar Arif Havas Oegroseno, Duta Besar RI untuk Jerman pada pertemuan koordinasi virtual dengan Konsul Jenderal RI Frankfurt dan Hamburg serta lima Konsul Kehormatan RI di Jerman pada 8 Desember 2020. “Kita harus tetap gencar melakukan promosi pariwisata meskipun kebijakan travel restriction masih berlaku saat ini. Jika tidak, potential tourists akan lupa dengan Indonesia. Ingat bahwa negara-negara lain pun melakukan hal yang sama”, tegasnya.

Dream now, travel later” adalah kampanye yang disampaikan KBRI Berlin dalam setiap kegiatan promosi pariwisatanya selama 2020. KBRI Berlin setidaknya telah memasang 600 spot iklan promosi pariwisata RI di empat stasiun radio Jerman di sepanjang 2020. Skenario dalam iklan tersebut menggambarkan pasangan yang merasa kebosanan karena harus stay at home karena pandemi dan membayangkan liburan di negara tropis. Mereka mencari informasi destinasi wisata di internet dan menemukan destinasi wisata Indonesia, akhirnya mereka merencanakan untuk berlibur ke Indonesia di 2021. Total pendengar (reach) dari siaran iklan di empat stasiun radio tersebut adalah 14,3 juta orang dengan sekitar 76 juta total impression tersebar di Jerman, Austria dan Swiss.

Hal yang juga ditanamkan di benak audiens dalam kampanye promosi pariwisata KBRI Berlin adalah optimisme bahwa segala kesulitan ini akan segera berakhir. KBRI Berlin di 2020 juga bekerjasama dengan dua perusahaan tour operator besar Jerman yaitu Tischler Reisen dan Gebeco untuk mempromosikan sejumlah destinasi wisata RI melalui booking system untuk rencana perjalanan di 2021. Selain itu, KBRI Berlin juga menggandeng Google melalui online advertising system-nya, GoogleAds, yang melalui basis algoritma internet mampu memunculkan iklan destinasi pariwisata Indonesia kedalam Google search result untuk setiap pencarian dengan tema wisata.

Selain itu, di sepanjang 2020 KBRI Berlin pun gencar menyelenggarakan seri webinar untuk kalangan pelaku industri pariwisata agar mereka mendapatkan exposure dan pengetahuan mengenai ragam destinasi wisata RI. Sejak Maret 2020 telah terselenggara 13 webinar yang diikuti total 528 kantor travel agent dan tour operator yang berbasis di Jerman, Austria dan Swiss serta dua maskapai yang menawarkan rute penerbangan dari Jerman ke Indonesia.

“Kita juga lakukan survey di November-Desember ini untuk mendapat informasi mengenai topical market situation, overview pasar wisatawan Jerman, booking behavior, travel plans di 2021, dan jenis dukungan apa yang diperlukan oleh pelaku industri pariwisata Jerman, termasuk ekspektasi mereka mengenai kebijakan pariwisata Indonesia nantinya”, pungkas Dubes Arif Havas Oegroseno.

Target responden survey mengenai pasar wisatawan Jerman ini adalah kalangan travel agent dan tour operator di Jerman, Austria dan Swiss. Hasil survey akan memberikan gambaran lebih utuh mengenai pasar wisatawan Jerman dan negara sekitar yang berguna bagi KBRI Berlin dalam menyusun strategi promosi dan kampanye pariwisata berikutnya.