Hadapi tantangan risiko tsunami, Indonesia berkolaborasi dengan Jerman tingkatkan kesiapsiagaan nasional
Berlin – Organisasi Riset Kebumian dan Maritim Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada 19 – 20 Februari 2024 melaksanakan lokakarya risiko tsunami di Potsdam, Jerman, sebagai bagian dari program penelitian kolaboratif bersama Helmholtz Association Jerman (Helmholtz-Gemeinschaft Deutscher Forschungszentren). Bertajuk “Tsunami-Risk Project Final Workshop” dalam format hybrid, lokakarya tersebut memaparkan hasil penilaian multi-risiko dan analisis dampak berjenjang yang berfokus pada pemahaman dinamika tsunami yang dipicu oleh letusan gunung berapi dan tanah longsor.
Pada lokakarya, Profesor Ocky Karna Radjasa, Kepala Organisasi Riset Kebumian dan Maritim BRIN, menyampaikan presentasi yang menyoroti sifat tsunami yang tidak lazim dan menekankan pentingnya temuan penelitian dalam memandu pengembangan kebijakan strategi implementasinya.
Program penelitian yang juga dikenal sebagai TSUNAMI_RISK ini mengusulkan solusi penelitian terapan bagi tantangan risiko tsunami yang dihadapi Indonesia. Dengan memanfaatkan data dari berbagai sumber, termasuk citra satelit, pemantauan seismik, dan analisis lapangan, proyek ini memetakan dan memantau lereng yang tidak stabil, memprediksi kejadian tanah longsor, dan mengembangkan strategi deteksi dini. Proyek ini bertujuan berkontribusi pada penelitian geosains maupun studi ilmiah sosial guna menghasilkan rekomendasi kebijakan berbasis sains.
Ke depannya, program ini dapat berkontribusi pada pengembangan manajemen risiko bencana di Indonesia dengan mengintegrasikan temuan-temuan geosains ke dalam diskusi masyarakat dan kerangka kerja kebijakan. Rekomendasi yang diberikan mencakup peningkatan kesadaran risiko, perbaikan prosedur peringatan, dan penguatan protokol evakuasi.
Program ini merupakan salah satu milestone penting kerja sama ilmiah Indonesia dan Jerman, serta menggarisbawahi komitmen kedua negara untuk mengurangi dampak negatif bencana alam terhadap manusia dan ekosistemnya. Sebagai negara yang terletak pada Pacific Ring of Fire, kemampuan peringatan dini tsunami mencatat arti penting bagi Indonesia. Kemajuan dalam sistem peringatan dini adalah kebutuhan yang tidak dapat dikesampingkan, utamanya bercermin pada berbagai kejadian bencana alam di masa lalu, seperti pada tahun 2004 maupun 2018. Wawasan yang diperoleh dari upaya kolaboratif dengan Jerman ini membantu meningkatkan kesiapan Indonesia menghadapi tantangan serupa di masa depan.