Indonesischer Abend 2022 Sukses Memukau Masyarakat Jerman di Kota Desden

October 18, 2022

KBRI Berlin, 16 Oktober 2022 – Indonesischer Abend (Malam Indonesia) 2022 yang diadakan di Dresden, Jerman, pada 15 Oktober 2022 sukses memukau warga kota tersebut. Pertunjukan kebudayaan yang diselenggaran oleh KBRI Berlin bersama dengan Forum Masyarakat Indonesia di Dresden itu dihadiri oleh sedikitnya 200 orang penonton, termasuk Jan Donhauser, Deputi Wali Kota Dresden untuk Pendidikan dan Pemuda. Dalam sambutannya, Donhauser menyebutkan bahwa keberadaan masyarakat dan diaspora Indonesia di Dresden berkontribusi terhadap keberagaman budaya dan kerukunan setempat, serta bahwa Indonesischer Abend merupakan kesempatan baik untuk mengenalkan keragaman Indonesia tersebut kepada masyarakat Dresden. Hal serupa disampaikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, yang menggarisbawahi indahnya keragamaan dan toleransi budaya maupun agama di Indonesia sebagai negara Muslim terbesar dunia. Beliau juga menyambut baik kegiatan Indonesischer Abend di Dresden sebagai salah satu highlight perayaan 70 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jerman.

Indonesischer Abend yang diselenggarakan di Dresden City Museum ini menghadirkan seniman, penari dan musisi dari berbagai belahan Indonesia, baik yang didatangkan dari Indonesia maupun yang tengah menetap di Jerman. Sajian kebudayaan Indonesia antara lain tarian etnis Papua, bajidor kahot Jawa Barat, tari Bali dengan music Sinrilik, vocal group dan tarian tradisional Maluku, tari lilin Sumatra Barat, dan tari ruai Kalimantan Barat.  Penonton juga terpesona oleh pertunjukan angklung, alat musik bambu dari Jawa Barat, utamanya pada sesi interaktif di mana seluruh penonton diajari cara bermain angklung dan bersama-sama memainkan lagu Burung Kakak Tua, lagu Jerman Alle Vögel sind schon da, serta Can’t Help Falling in Love yang dipopulerkan oleh Elvis Prestley. Acara ditutup dengan lagu-lagu dari Perhimpunan Mahasiswa Papua (PMP) Jerman dengan Gabrielle sebagai solois. Pada lagu terakhir, penampil dengan pakaian adat dari berbagai belahan Indonesia tampil bersama di panggung, sehingga jelas memperlihatkan keragaman dan kerukunan di Indonesia.

Pada siang harinya, Dresden City Museum juga diramaikan oleh Indonesian Day yang menghadirkan sejumlah stand yang memperkenalkan berbagai aspek kebudayaan Indonesia, seperti batik, wayang, serta aneka jajan pasar khas Indonesia. Pengisi stand pameran terdiri dari organisasi kemasyarakatan seperti FORMID dan Ikatan Ahli dan Sarjana Indonesia-Jerman (IASI Jerman), tokoh indonesianis seperti pemilik galeri batik Rudolf Smend, hingga perwakilan Pemerintah Provinsi Maluku, maupun KBRI Berlin. Kegiatan tersebut menarik perhatian banyak pengunjung museum untuk mengenal Indonesia lebih baik.

Pelaksanaan Indonesischer Abend disambut baik oleh masyarakat dan diaspora Indonesia di Dresden, mengingat terakhir kali kegiatan serupa di kota tersebut telah melebihi 14 tahun yang lalu, dan juga sempat tertunda akibat pandemi COVID-19. Kegiatan juga menjadi obat rindu bagi banyak diaspora Indonesia di Dresden dan sekitarnya yang belum sempat kembali lagi ke tanah air. Ketua FORMID, Hendwin Perdana, juga menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya kegiatan yang menunjukkan eratnya persaudaraan dan kerja sama di antara diaspora Indonesia di Dresden dan daerah sekitarnya.

Dresden sendiri adalah ibukota Negara Bagian Saxony di Jerman yang memiliki penduduk sekitar 560.000 jiwa. Dresden City Museum yang menjadi tempat acara terletak di pusat kota tua Dresden dan merupakan bangunan bersejarah bernama Landhaus yang didirikan pada tahun 1775 untuk bangsawan-bangsawan Dresden. Sejak tahun 1966, bangunan tersebut menjadi museum yang terus beroperasi hingga hari ini.