Industri Jerman Siap Ekspansi ke Indonesia: Hasil Lobi Menteri Investasi Bahlil Lahadalia ke Jerman

October 11, 2021

Berlin, 9 Oktober 2021 – Menteri Investasi/Kepala BKPM mengadakan kunjungan kerja ke Jerman, 7-8 Oktober 2021. Dalam kunjungannya, Menteri Bahlil Lahadalia didampingi oleh Komite Investasi, Dubes RI Berlin, Sesmen Investasi dan Konjen RI Frankfurt dan Konjen RI Hamburg. Selama dua hari Menteri telah melakukan pertemuan dengan Beurer, BASF, SEW Eurodrive, Fairventures Social Forestry, B Braun dan Volkswagen.

Beurer dan B Braun, dua perusahaan yang bergerak di industri alat kesehatan dan farmasi, menyatakan keinginan untuk melebarkan sayap perusahaannya di Indonesia. Beurer, di tahap awal investasi 2-4 tahun ke depan, berencana untuk membuka pabrik perakitan tiga produk alat kesehatan terkait penanganan Covid-19 dan di tahap berikutnya memperluasnya dengan memproduksi alat-alat kesehatan langsung dari Indonesia. B Braun, sebagai industri yang sudah lama berinvestasi di Indonesia sejak tahun 2019 dengan nilai investasi sekitar Rp. 150 triliun atau 80 juta Euro berencana akan memperluas investasinya menggunakan lahan yang telah dimiliki untuk memproduksi alat-alat kesehatan. B Braun saat ini memiliki fasilitas dibanyak negara namun saat ini akan fokus kepada Asia Pasifik, khususnya Indonesia.

Menteri juga bertemu dengan SEW Eurodrive yang memproduksi teknologi penggerak untuk mesin-mesin industri dan berencana untuk membuka industri manufaktur mereka di Indonesia yang direncanakan 2023 – 2024 sudah dapat membangun pabrik dan berproduksi di Indonesia. Dalam pertemuan dengan SEW Eurodrive, Menteri Investasi mendorong untuk mempercepat keputusan pendirian pabrik SEW Eurodrive di Indonesia dan memanfaatkan pasar Indonesia dan ASEAN serta memanfaatkan transformasi industrialisasi Indonesia yang akan banyak membutuhkan peralatan mesin industri.

Dalam pertemuan dengan BASF Menteri Bahlil menyambut baik rencana BASF untuk mendirikan industri pemurnian nikel sebagai bagian dari komponen untuk pembuatan baterai bagi mobil listrik. Lebih lanjut Menteri Investasi mendorong agar BASF menaikkan investasinya setidaknya hingga memproduksi bahan baku baterai kendaraan listrik dan akan lebih baik jika BASF bisa berinvestasi dari hulu hingga hilir dalam produksi baterai untuk mobil listrik. Insentif pengurangan tarif pajak ekspor hingga fasilitas lainnya yang dapat diberikan Pemerintah Indonesia untuk tingkatan jenis investasi yang dilakukan BASF menjadi tawaran yang mesti dipertimbangkan BASF untuk meningkatkan nilai kompetitif produknya.

Kembali bertemu dengan VW setelah pertemuan virtual di bulan April, Menteri Investasi mendorong VW untuk berinvestasi di Indonesia dan memproduksi prekursor katoda baterai kendaraan listrik sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik dan kendaraan listrik mereka yang sudah ada di beberapa negara.

Selain bertemu dengan perusahaan di sektor industri kesehatan, teknologi dan kendaraan, Menteri Investasi juga bertemu dengan Fairventures Social Forestry yang berfokus pada reforestasi hutan dan pengolahan hasil kayu sebagai bahan baku pembangunan rumah di pasar Eropa. Saat ini Fairventures tengah dalam proses peluasan lahan reforestasi dan membangun pabrik pengolahan kayu di Bangka Belitung seluas 10 ribu hektar. Sebelumnya perusahaan ini sukses melakukannya di Kalteng sebanyak 1 juta pohon di lahan 2000 hektar pada tahun 2016.

Dalam pertemuan dengan perusahaan-perusahaan tersebut Menteri Investasi juga mendorong perusahaan untuk melakukan kemitraan dengan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM)/pengusaha setempat. Menteri investasi menyampaikan, Pemerintah akan memberikan dukungan terkait insentif dan perizinan yang diperlukan. “Kami membuka diri terhadap rencana investasi perusahaan-perusahaan ini, dengan kemudahan proses perizinan investasi melalui online single submission (OSS), insentif dan kemudahan-kemudahan lain, kita berharap investasi mereka segera terealisisasi“, tegas Menteri Bahlil menanggapi secara umum hasil kunjungan kerjanya di Jerman.

Dubes RI untuk Berlin, Arif Havas Oegroseno juga menyatakan, “Upaya Pemerintah Indonesia menawarkan kepada perusahaan – perusahaan Jerman ini, khususnya untuk membuka pabrik di Kawasan Industri Terpadu Batang, dimana segala kemudahan ijin telah disiapkan Kementerian Investasi/BKPM, insentif bebas biaya sewa lahan hingga lima tahun juga diberikan disamping keringanan pajak, serta sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan yang tentu sejalan dengan target Eropa untuk pengurangan emisi karbon global, tentu menjadi bahan pertimbangan penting bagi perusahaan-perusahaan ini“.

Dubes Havas juga menyatakan kesiapan seluruh Perwakilan RI di Jerman untuk bersinergi dengan Kementerian Investasi/BKPM dalam menindaklanjuti hasil kunjungan kerja dan mengawal rencana investasi tersebut hingga terealisasi.